Kamis, 24 November 2011

DOAN PANJAITAN SANG PIANIS DAN BASIS PANBERS


Doan Panjaitan Sang Pianis Dan Basis Panbers

March 22nd 2011 in Profil Seleb Doan Panjaitan telah meninggal dunia. Sang Pianis dan Bassist Band legendaris itu telah meninggalkan dunia musik Indonesia untuk selama-lamanya. Ia meninggal dunia di usia 61 tahun akibat penyakit gagal ginjal kronis yang telah lama menggerogotinya. Doan Panjaitan merupakan putra ketiga dari pasangan Drs. JMM Pandjaitan, S.H, (Alm) dengan BSO Sitompul. Pria kelahiran Sibolga, 15 Juli 1949 silam itu mengawali karirnya sebagai bassis dan pianis dengan membentuk sebuah band bersama ke 4 saudara kandungnya yang lain.
Dengan formasi awal Hans Panjaitan pada Gitar, Benny Panjaitan Vokal, Doan Panjaitan pada bass dan keyboard serta Asido Panjaitan pada Drum, mereka mengibarkan namanya dibawah bendera Band Panbers yang merupakan singkatan dari nama Marga mereka, Panjaitan Bersaudara. Kemunculan Band yang terkenal dengan lagu “Gereja Tua” itu disambut baik oleh penggemarnya. Apalagi di kala itu band-band di Tanah Air belum sesemarak saat ini. Lagu-lagu melankolis yang menjadi andalan mereka langsung menjadi hits di beberapa stasiun radio. Mereka dianggap sebagai Band generasi baru setelah Koes Ploes dan Koes Bersaudara.
Pada tahun 1995 Panbers kehilangan salah seorang personelnya yaitu Hans Panjaitan. Suasana duka yang menyelimuti mereka tak lantas menyurutkan semangat dalam menciptakan karya-karya baru. Penggantian posisi Hans Panjaitan dengan Hans Noya kembali menyemarakkan blantika musik pertiwi. Karya-karya Panbers yang telah melebihi dari 500 lagu mendapatkan berbagai macam apresiasi dari Dalam maupun Luar Negeri. Mereka bukan hanya piawai menciptakan lagu-lagu pop Indonesia saja, namun juga ratusan lagu daerah Batak dan lagu-lagu Rohani telah berhasil menjadi buah karya yang orisinal.
Hingga akhirnya selama lima bulan terakhir di tahun 2010 ini kesehatan bassis Panbers itu mulai memburuk. Beberapa kali ia dikabarkan menderita sakit dan harus di rawat di rumah sakit. Doan Panjaitan yang selalu didampingi oleh istrinya ketika melewati masa sakitnya tetap berusaha memberi semangat kepada anggota Band lainnya untuk tak pernah berhenti berkarya. Namun semangat sang Pianis itu kini tinggal kenangan. Lelaki yang sehari-harinya berkacamata dan dikenal pendiam serta berpegang teguh pada prinsipnya itu akhirnya menghembuskan nafas terakhir di pangkuan putranya Adolf Panjaitan.

NIA RAMADHANI GANTI NAMA

April 2nd 2011 in The Lounge Nia Ramadhani, Artis yang satu memang mengambil keputusan yang tanpa terduga. Memang keputusan ini merupakan hak pribadinya sebagai pemilik nama. Namun sangat disayangkan karena ketika ia mengambil keputusan ini ia telah mengubah image tentang dirinya sendiri. Orang akan menilai bagaimana dirinya, memang ada yang pro dan kontra, tapi pastinya banyak yang kontra terhadap dirinya.
Setelah Nia Ramadhani menikah dengan Ardi Bakrie yang merupakan putra Abu Rizal Bakrie, ia mengambil keputusan untuk merubah namanya. Artis yang memiliki nama asli Prianti Nur Ramadhani yang mengubah namanya menjadi Ramadhania Ardiansyah Bakrie. Dengan nama barunya ini, mungkin ia merasa menjadi bagian dari keluarga bakrie.
Padahal, kalau kita pikir ulang tanpa harus mengubah nama secara resmi melalui Departemen Agama, ia pun akan dikenal dan dipanggil sebagai Ny. Ardiansyah Bakrie. Jadi tidak perlu mengubah nama secara hukum karena ia belum mengetahui hidupnya ke depan. Memang setiap orang menginginkan pernikahannya awet selamanya sampai nenek-nenek dan kakek-kakek. Tapi semuanya, Tuhan yang mengatur segalanya dan kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok terhadap diri kita dan orang yang kita cintai.
Setelah masuk dalam bagian Keluarga Bakrie, Nia Ramadhani memiliki hak untuk menyandang nama Bakrie di belakang namanya. Mungkin ia telah memikirkan berulang-ulang kali dan bermusyawarah dengan keluarganya dan pada akhirnya ia mengambil keputusan itu. Kita doakan saja mudah-mudahan bermanfaat bagi dirinya dan keluarganya.

KARIR SINTA JOJO


May 2nd 2011 in The Lounge Sinta dan Jojo adalah orang yang sedang hoki atau mujur. Mereka mampu menghipnotis masyarakat umum dalam atraksi lipsync lagu keong racun. Lipsync adalah orang yang menirukan gerakan mulut dan ekspresi terhadap sebuah lagu. Karir baru Sinta dan Jojo ini, terbilang sebuah kemujuran yang membawa mereka di kenal banyak orang. Apalagi mereka sekarang mengambil les vokal untuk mendukung karir mereka yang sekarang ini.
Karir yang bermula dari keisengan mereka untuk membuat video dan meng-uploadnya di dunia maya. Penyanyi aslinya saja tidak terkenal seperti mereka, malah kebanyakan orang mengetahui bahwa lagu keong racun adalah lagu mereka. Secara prosentase, 90% masyarakat umum lebih mengenal Sinta dan Jojo sebagai penyanyi Keong Racun dibandingkan Lisa sebagai penyanyi aslinya. Memang mereka membuat video tersebut dengan menggunakan suara penyanyi aslinya, alias lipsync tetapi mereka mampu menghebohkan dunia maya dan menjadi buah bibir setiap pengguna internet.
Tapi untuk sebagian orang, mereka hanyalah badut yang tidak memiliki kemampuan apa-apa. Mereka cuman bisa berekspresi dan mereka tidak memiliki kemampuan bernyanyi. Mereka tidak memiliki kemampuan lebih untuk dapat bertahan di dunia jagad hiburan Indonesia. Kemampuan yang mereka miliki lambat laun akan hilang oleh waktu.
Apabila Sinta dan Jojo mampu menunjukkan bahwa mereka juga mampu menggali vokal dan potensi yang ada pada diri mereka dengan baik maka Sinta dan Jojo baru bisa menghilangkan image buruk pada diri mereka. Walaupun mereka hanya terkenal sebagai penyanyi lipsync jika mereka mau bekerja keras, banyak latihan, belajar dan terus belajar menggali potensi diri di dunia tarik suara maka mereka akan diperhitungkan dan bertahan di dunia hiburan.
Dan untuk masuk dalam Daftar deretan Artis Indonesia, Sinta dan Jojo harus mampu menunjukkan kualitas vokal dan potensi yang lain dalam diri mereka. Tidak hanya lipsync keong racun saja tentunya.

CHELSEA AKAN BANGKIT

Share to Facebook Tweet This
Sepakbola - Liga Spanyol
Thursday, 24 November 2011 09:28
'Chelsea Akan Bangkit'Leverkusen - Chelsea baru saja menelan kekalahan atas Bayer Leverkusen di penyisihan Grup E Liga Champions. Michael Ballack meyakini mantan timnya itu akan bangkit dan lolos ke babak 16 besar.

Kekalahan 1-2 yang dialami The Blues di BayArena, Kamis (24/11/2011) dinihari WIB meloloskan Leverkusen ke babak 16 besar.

Sebaliknya, hasil negatif ini melengkapi rentetan hasil buruk Chelsea yang baru memperoleh satu kemenangan dalam lima pertandingan terakhirnya di seluruh kompetisi. Kekalahan itu juga merupakan kekalahan kedua dalam laga terakhir setelah sebelumnya dikalahkan Liverpool di liga domestik.

Khusus Liga Champions, Chelsea masih memiliki kesempatan terakhir untuk maju ke babak berikutnya. Syaratnya, pasukan Andre Villas-Boas itu harus mampu mengalahkan Valencia atau imbang 0-0 dengan tim Spanyol itu dan Bayer tidak kalah dari Genk.

Ballack pernah menghabiskan empat musim di Stamford Bridge. Punggawa Leverkusen itu yakin Chelsea mampu bangkit dari keterpurukan dan lolos mendampingi Leverkusen.

"Kami (Leverkusen) sudah lolos ke babak selanjutnya, tapi Chelsea memiliki laga kandang melawan Valencia jadi mereka masih punya sebuah kesempatan bagus," ucap Ballack seperti diberitakan Sky Sports.

"Setiap tim punya masa sulit dan Chelsea berada di dalam situasi ini sekarang."

"Saya tahu para pemain sangat kompetitif dan saya pikir mereka akan bangkit. Mereka memiliki tim yang kuat dan mereka akan bangkit," yakin eks kapten timnas Jerman ini.

Ballack menilai Leverkusen sedang dinaungi keberuntungan ketika memperoleh kemenangan atas Chelsea.

"Selalu ada sedikit keberuntungan jika Anda mencetak gol di menit-menit akhir tapi kami percaya," imbuh Ballack. "Mereka tidak berada di dalam performa terbaiknya, tapi tentu saja pada akhirnya kami sedikit beruntung."

"Kami terus tampil lebih baik dan kami pantas memperoleh hasil imbang -sebuah hasil imbang adalah hasil yang adil- tapi pada akhirnya kami yang menang," tandas dia.

ALVAREZ BIDIK SCUDETTO & LIGA CHAMPION BERSAMA INTER

Friday, 25 November 2011 07:42 Alvarez Bidik Scudetto & Liga Champions Bersama InterMilan - Menjadi bintang muda yang tengah menanjak bersama Inter Milan, Ricky Alvarez menjanjikan dirinya bakal tampil maksimal. Sementara untuk musim ini, Nerazzurri disebutnya membidik titel Scudetto dan LIga Champions.

Inter sementara masih terpuruk di papan bawah klasemen Liga Italia dengan baru punya 11 poin dikumpulkan. Kemenangan 2-1 atas Cagliari akhir pekan lalu membuat Javier Zanetti cs duduk di posisi 16 dan terpaut 11 angka atas Juventus di posisi teratas.

Meski sementara masih tercecer, skuad Nerazzurri tak hilang keyakinan kalau mereka masih akan bisa bangkit. Salah satunya disuarakan oleh Ricky Alvarez, yang menjanjikan Inter bakal berjuang habis-habisan untuk bisa berjuang merebut Scudetto.

"Saya berterimakasih pada fans atas cinta mereka. Masih banyak yang harus saya kembangkan tapi saya akan membuat mereka bangga, saya janjikan itu. Saya ingin memenangi banyak trofi bersama Inter. Kami ingin memenangi Liga Champions dan Seri A," sahut Alvarez di Football Italia.

Satu hal yang mendasari keyakinan Alvarez adalah performa Inter yang disebutnya terus membaik dari waktu ke waktu. Sebagai catatan Inter tak terkalahkan pada tiga pertandingan terakhir di semua kompetisi ,dengan dua di antaranya berakhir dengan kemenangan dan sekali hasil imbang.

"Kami bermain lebih baik dan masih bisa lebih baik lagi. Kami harus bermain lebih baik lagi, tapi kami mulai menemukan keseimbangan dan menghasilkan sepakbola yang lebih baik; kami mulai terlihat seperti Inter yang sesungguhnya. Kami lapar akan sukses."

"Rekan-rekan saya sudah memenangi segalanya dan kami yang anggota baru tim berharap bisa membantu tim ini jadi juara lagi. Saya sangat gembira bermain di sini, di klub ini. Mimpi yang menjadi nyata buat saya. Saya ingin menang (trofi) demi fans," tutup Alvarez.

JUVE HABIS-HABISAN DIDUA LAGA SULIT

Friday, 25 November 2011 10:14
Juve Siap Habis-habisan di Dua Laga SulitTurin - Juventus akan menghadapi ujian sulit di dua pertandingan Seri A berikutnya. Kiper Juve, Gianluigi Buffon, berjanji kepada Juventini bahwa timnya akan bertarung habis-habisan dalam dua laga penting tersebut.

Dua laga yang dimaksud adalah melawan Lazio pada Minggu (27/11/2011) dinihari WIB dan Napoli pada Rabu (30/11/2011) dinihari WIB. Yang makin menyulitkan buat Juve, duel kontra Gli Aquilotti dan Partenopei akan digelar di markas lawan.

"Dalam hal peringkat liga dalam jangka panjang, hasil Sabtu malam (melawan Lazio-red) memang tak akan terlalu menentukan. Tapi, itu akan mendongkrak moral kami pada sisa musim," aku Buffon di Football Italia.

Juve saat ini menduduki puncak klasemen dengan koleksi 22 poin dari 10 partai. Mereka cuma unggul selisih gol atas Lazio yang ada di posisi kedua. Adapun Napoli menghuni peringkat ketujuh dengan 15 poin.

"Ada pertandingan-pertandingan yang lebih mudah dalam kejuaraan ini, tapi kami fokus di bawah pelatih kami. Kami memahami nilai penting dua pertandingan ini," ujar Buffon.

"Dua pertandingan itu adalah dua ujian penting di mana kami akan berjuang sekuat tenaga," janjinya.

Selasa, 22 November 2011


BAB I
PENDAHULUAN






A. Latar Belakang Masalah
              Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting menentukan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama bagi perkembangan dan perwujudan diri individu dalam pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa bergantung kepada cara kebudayaan bangsa tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia  dan dalam hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada masyarakatnya, yaitu kepada peserta didik.
Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (2003:12) disebutkan bahwa:
  “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”


 
Berdasarkan Undang-Undang di atas maka jelaslah bahwa dengan adanya pendidikan akan dapat mengembangkan potensi anak didik yang berguna untuk membangun bangsa Indonesia, sehingga dapat mengejar ketinggalannya dari negara-negara lain. Pendidikan tidak hanya membentuk manusia-manusia yang cerdas secara intelektual, tetapi juga memiiki kepribadian yang kuat.


              
Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, sekolah menitikberatkan pada siswa dalam bentuk manusia seutuhnya dengan mewujudkan suasana belajar yang memadai, sehingga siswa dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhannya secara optimal yang bermanfaat bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Setiap orang mempunyai potensi yang berbeda-beda dan oleh karenanya membutuhkan layanan pendidikan yang berbeda pula. Pendidikan bertanggung jawab untuk memandu (artinya mengidentifikasi dan membina) dan memupuk (artinya mengembangkan dan meningkatkan) potensi-potensi tersebut secara utuh. Proses pembelajaran di sekolah seharusnya memperhatikan kebermaknaan dalam belajar, artinya apa yang bermakna bagi siswa menunjuk pada dunia minatnya (center of interest). Pelaksanaan pembelajaran di sekolah saat ini harus bertujuan mengembangkan potensi siswa.  
               Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah terus berupaya melakukan reformasi dalam bidang pendidikan, diantaranya adalah mengembangkan dan menetapkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang kemudian di populerkan dengan istilah KTSP. Salah satu komponen yang dikembangkan dalam KTSP ini adalah Kegiatan pengembangan diri.
            Kegiatan pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri di fasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat di lakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
           
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu sumber belajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengayaan yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik, serta mendorong penyaluran bakat dan minat siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler juga merupakan aktualisasi dan optimalisasidari ilmu pengetahuan dan teknologi yang di peroleh siswa dalam berbagai pengalaman belajar di dalam kelas maupun di luar kelas, yang tujuannya adalah untuk memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.          
Dalam konteks pendidikan nasional, semua cara, kondisi dan peristiwa dalam kegiatan ekstrakurikuler sebaiknya di arahkan pada kesadaran nilai-nilai universal agama sekaligus pada upaya pemeliharaan beragam. Karena itu, pada beberapa sekolah, program ekstrakurikuler dikembangkan secara integral baik dalam pengalaman fisik maupun dalam pengalaman psikis. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan mendefenisikan bahwa ”Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.  (www.Diknas.go.id). Jadi, jelaslah bahwa kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dapat memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.
Keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat memenuhi kebutuhan jasmani, kebutuhan sosial dan kebutuhan intelektualnya.
     
  
Kegiatan ekstrakurikuler ini juga dapat meningkatkan semangat untuk belajar, apalagi kegiatan ekstrakurikuler yang dimasuki sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang diminati siswa untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman terhadap berbagai mata pelajaran yang pada suatu saat akan bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari.
 Salah satu sekolah yang banyak meraih prestasi dalam bidang ekstrakurikuler adalah SMPN 11 Padang. Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan sudah terprogram secara baik dalam bentuk perorangan maupun berkelompok. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan terdiri dari kegiatan yang berpusat pada mata pelajaran dan kegiatan yang berkaitan dengan minat bakat. Kegiatan yang berpusat pada mata pelajaran diantaranya Olimpiade Fisika, Olimpiade Biologi, Olimpiade Matematika dan Remaja Cinta Islam (RCI). Kegiatan yang berkaitan dengan minat bakat diantaranya Pramuka, PMR/UKS,  Paskibra, Basket, Marching band, Randai, Tari-tarian, Teater, Melukis, Silat dan Karate.
               Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan setiap hari kecuali hari senin. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan pada hari jum’at dan sabtu pagi diantaranya Olimpiade Fisika, Olimpiade Biologi, Olimpiade Matematika, Remaja Cinta Islam (RCI)/Agama, Tari-tarian, Teater, Melukis. Sementara kegiatan ekstrakurikuler yang lainnya dilaksanakan pada sore hari. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan pada hari jum’at dan sabtu pagi wajib bagi siswa untuk mengikutinya, kecuali bagi siswa kelas IX karena akan mempersiapkan Ujian Akhir Nasional (UAN). Setiap siswa boleh memilih salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang diminatinya.
                Walaupun kegiatan ekstrakurikuler tampak semarak, tidak semua siswa yang mengikutinya dengan serius, sering tidak hadir pada saat kegiataan ekstrakurikuler berlangsung, padahal kegiatan ekstrakurikuler itu sangat bermanfaat bagi siswa. Apalagi kegiatan ekstrakurikuler yang dimasuki berkaitan dengan mata pelajaran sehari-hari, tetapi siswa tidak memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dengan sebaik-baiknya.
          Adanya kegiatan ekstrakurikuler seperti: Olimpiade Fisika, Olimpiade Matematika, Olimpiade Biologi, Agama/Remaja Cinta Islam (RCI), akan dapat menambah dan memperdalam wawasan siswa serta menumbuhkan kecintaan siswa untuk mempelajari mata pelajaran tersebut, yang sebelumnya dianggap susah dan membosankan. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah
sangat menunjang kegiatan PBM yang diadakan di sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler dapat mendorong motivasi siswa dalam belajar, apabila siswa termotivasi untuk belajar hal ini juga akan berpengaruh kepada hasil belajarnya.
                 Berdasarkan pengalaman penulis selama melaksanakan Praktek Lapangan Kependidikan bahwasanya tidak semua siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler memiliki motivasi tinggi untuk belajar, hal ini terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung banyaknya siswa yang sering keluar masuk kelas, ketika ditanya oleh guru tentang materi yang diajarkan sering tidak bisa menjawab, malas mencatat, sering tidak buat tugas, lebih banyak ngobrol dari pada belajar.
            

  Informasi yang penulis dapatkan dari guru- guru di sekolah, bahwasanya siswa-siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti: Olimpiade fisika, biologi, MTK, Agama, cendrung memiliki hasil belajar yang tinggi dari siswa-siswa yang lain. Namun dari beberapa siswa yang hasil belajarnya meningkat, ada juga siswa kelas VIII yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler itu nilainya tidak tuntas. Hal ini dapat di lihat dari Tabel 1 di bawah ini:
     Tabel 1. Jumlah Siswa yang Aktif dalam Kegiatan Ekstrakurikuler nilainya  Tidak tuntas Tahun Ajaran 2008/2009
Kegiatan Ekstrakurikuler
Jumlah
Anggota
Mata pelajaran
SKBM/KKM
Jumlah siswa yang tidak tuntas

%
Olimpiade Fisika
40
Fisika
< 66
9
22,5%
Olimpiade MTK
40
Matematika
< 60
10
25%
Olimpiade Biologi
40
Biologi
< 66
8
20%
RCI
45
Agama
< 70
5
11,2%
Keterampilan
40
Keterampilan
< 70
-

Total Jumlah siswa yang tidak tuntas
205


32

Sumber: Tata Usaha SMPN 11 Padang
   Dari tabel 1 di atas dapat terlihat bahwasanya dari jumlah siswa kelas VIII sebanyak 205 orang  yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pada bidang olimpiade fisika, MTK, biologi, RCI dan keterampilan terdapat 32 orang siswa yang tidak tuntas pada mata pelajaran tertentu yang sesuai dengan kegiatan ekstrakurikuler yang diambil, diantaranya adalah dari jumlah siswa sebanyak 40 orang yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olimpiade Fisika terdapat 22,5% orang siswa yang tidak tuntas pada mata pelajaran Fisika, sementara jumlah siswa sebanyak 40 orang yang mengikuti kegiatan olimpiade MTK terdapat 25% orang siswa yang nilai Matematika tidak tuntas, dan dari jumlah siswa sebanyak 40 orang mengikuti kegiatan olimpiade Biologi terdapat 20% orang siswa yang nilai Biologi tidak tuntas, dan dari jumlah siswa sebanyak 45 orang yang mengikuti

kegiatan RCI (Remaja Cinta Islam) terdapat 11,2% orang siswa yang nilai agama tidak tuntas, sementara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keterampilan nilai keterampilannya Tuntas semua.
  Adanya nilai siswa yang tidak tuntas di duga di pengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor intern (dalam diri siswa) maupun faktor ekstern (luar diri siswa). Faktor intern yang diduga mempengaruhi hasil belajar seperti rendahnya minat siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, motivasi siswa yang rendah untuk belajar, kelelahan, kemampuan, bakat, persepsi dan konsep diri. Sedangkan faktor ekstern seperti orangtua, guru, sarana dan prasarana sekolah.
 Untuk membuktikan dan sekaligus mengetahui sejauh mana pengaruh kegiatan ekstrakurikuler dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa, maka perlu kiranya dilakukan studi tersendiri melalui kegiatan penelitian. Dengan berbagai pertimbangan di atas itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler, Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang.
B. Identifikasi Masalah

            Dari latar belakang di atas maka diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1.      Rendahnya minat siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di sekolah.
2.      Rendahnya motivasi siswa dalam belajar.
3.      Masih ada beberapa siswa yang ikut dalam kegiatan ekstrakurikuler yang nilainya tidak tuntas.






C. Batasan Masalah

            Dari berbagai masalah yang telah dididentifikasi di atas, agar tidak terjadi kesimpang siuran dalam penelitian maka penulis membatasi hanya mengkaji masalah tentang Pengaruh Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler, Motivasi belajar terhadap hasil belajar Siswa kelas VIII SMPN 11 Padang.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas yang akan penulis teliti adalah :
1.      Seberapa besar pengaruh manfaat kegiatan ekstrakurikuler terhadap hasil belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang.
2.      Seberapa besar pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang.
3.      Seberapa besar pengaruh manfaat kegiatan ekstrakurikuler, motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang.


E. Tujuan Penelitian

            Adapun tujuan penelitian ini adalah :
  1. Untuk menganalisis pengaruh manfaat kegiatan ekstrakurikuler terhadap hasil belajar siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang.
  2. Untuk menganalisis pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang.


  1. Untuk menganalisis pengaruh manfaat kegiatan ekstrakurikuler, motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa Sekolah Menengah Pertama 11 Padang.

F. Manfaat Penelitian
            Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut :
  1. Bagi Penulis, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan S1 guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
  2. Menambah khasanah ilmu pengetahuan penulis dalam usaha meningkatkan dan mengembangkan kemampuan diri sebagai calon pendidik.
  3. Sebagai sumbang wacana dalam ilmu pengetahuan dibidang kependidikan dan dapat dijadikan acuan bagi ilmu terkait selanjutnya.
  4. Sebagai bahan masukan bagi Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang dalam meningkatkan hasil belajar.











                                                               BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori
     1.  Belajar dan Hasil Belajar
     Belajar merupakan suatu kegiatan yang bernilai edukatif, yang mana dalam hal ini proses belajar bertujuan terjadinya perubahan tingkah laku kearah positifdengan bertambahnya pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (1995:2) bahwa”belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil belajarnya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan”. Seiring dengan itu, Hamalik (2001:28) menyatakan ”Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku melalui interaksinya dengan lingkungan”. Dalam hal ini pengertian belajar menitikberatkan pada dua gejala yang saling terkait yakni belajar sebagai proses dan perubahan sebagai bukti dari hasil yang diproses.
Beberapa hal yang mencirikan pengertian belajar menurut TIM MKDK FIP UNP (2003:28-29) yaitu:
a.       Perubahan bersifat fungsional
b.      Belajar adalah perbuatan yang sudah mungkin sewaktu terjadinya prioritas.
c.       Belajar terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual.
d.      Perubahan yang terjadi bersifat meneyeluruh dan terintegrasi.
e.       Belajar adalah prioritas interaksi.
f.       Perubahan berlangsung dari yang sederhana kearah yang lebih kompleks.
Berdasarkan kutipan TIM MKDK tersebut dapat ditarik pengertian bahwa belajar dicirikan oleh terjadinya perubahan dari siswa yang bersifat menyeluruh dan terintegrasi. Perubahan tersebut dapat pula terjadi melalui pengalaman individual mulai dari yang sederhana sampai ke yang bersifat kompleks.
Selanjutnya Purwanto (1995:85) mengemukakan beberapa hal yang mencirikan pengertian belajar:
a.       Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku
b.      Terjadi melalui latihan dan pengalaman
c.       Perubahan yang terjadi relatif menetap
d.      Perubahan tingkah laku dalam belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, fisik dan psikis.
Jadi, belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang bersifat menyeluruh yang terjadi akibat interaksinya dengan lingkungan, pengalaman kearah yang lebih baik. Di samping itu perubahan tingkah laku yang terjadi relatif menetap yang menyangkut berbagai aspek baik kepribadian, fisik maupun psikis.
Untuk memahami bagaimana proses perubahan tersebut berlangsung dengan baik tentu banyak faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni (Syah,2005:144-155) diantaranya:
1.      Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani (Aspek Fisiologis), seperti tingkat kesehatan, indera pendengar dan penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya disajikan dikelas. Sedangkan Aspek Psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa yaitu,

2.       tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa.
3.      Faktor Eksternal (luar diri siswa) yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa seperti halnya faktor internal siswa, faktor eksternal juga terdiri atas beberapa macam, yakni: faktor lingkungan sosial dan non sosial. Lingkungan sekolah seperti: para guru, para staf administrasi, teman-teman sekelas dapat mempengaruhi kegiatan belajar seorang siswa. Lingkungan sosial yang banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orangtua dan keluarga siswa dan letaknya alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor ini menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
4.      Faktor pendekatan belajar (Approach to Learning), yakni jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

   Jadi, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor internal, faktor eksternal dan pendekatan belajar. Guru hendaklah memahami faktor-faktor diatas agar bisa melaksanakan proses belajar mengajar yang sesuai dengan yang diharapkan.
Proses belajar menurut Bruner yang dikutip oleh Sagala (2003:35) dibagi atas tiga fase yaitu: 1) Informasi, 2) transformasi, 3) evaluasi. Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar membaginya menjadi tiga ranah:
a.       Kognitif, yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
b.      Afektif, yaitu kemampuan yang berkenaan dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian, penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup.
c.       Psikomotorik, yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani dan persepsi, persiapan, gerakan terbimbing, gerakan biasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan dan kreatifitas.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar adalah proses penyampaian pesan atau informasi kepada peserta didik. Informasi atau pesan tersebut di proses dan evaluasi dengan menggunakan Ranah kognitif, Afektif dan Psikomotorik. Dengan proses belajar yang dilakukan itu, kemampuan ketiga ranah tersebut diharapkan akan lebih baik.

Keberhasilan suatu kegiatan belajar dapat dilihat dari hasil belajar setelah mengikuti usaha belajar, hasil belajar merupakan dasar yang di gunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa menguasai suatu materi pelajaran. Sebagaimana yang dijelaskan oleh sudjana (2002:22) bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Slameto (1995 : 2)” belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Menurut Azwar (2005:13) “Hasil belajar merupakan kemampuan aktual yang dapat diukur dengan tes”. Hasil belajar yang mempunyai arti adalah hasil belajar yang dihasilkan oleh proses pengukuran tertentu. Hasil belajar merupakan umpan balik dari kegiatan proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan beberapa bentuk prinsip perbedaan pola tingkah laku dan nilai-nilai ideal dalam arti fakta-fakta, kecakapan yang dicapai dan keterampilan.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar sebagai suatu proses kegiatan yang kompleks, karena dipengaruhi banyak faktor, dari sekian banyak faktor tersebut menurut Kartono (1992) dapat dibagi menjadi dua golongan:
a.       Faktor yang berasal dari individu itu sendiri (faktor intern)
Pertama, Minat, bahan pelajaran yang menarik minat akan dipelajari sebaik-baiknya. Minat yang tinggi pada diri siswa akan menjadikan semangat dalam belajarnya. Sebaliknya siswa yang tidak


 mempunyai minat untuk belajar tidak akan berhasil dalam mempelajari sesuatu.
Kedua, Kecerdasan, faktor kecerdasan atau intelegensi erat hubungannya dengan bakat maka jelas sekali kecerdasan pada diri siswa akan menentukan baik tidaknya prestasi yang akan dicapai. Bila tingkat kecerdasan kurang maka proses belajarnya akan mengalami hambatan, hal ini dikarenakan daya tangkapnya atau ingatannya kurang sekali.
Ketiga, Bakat adalah salah satu kemampuan manusia untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada, hal ini di kemukakan oleh Sardiman (1992:45) bahwa bakat adalah salah satu kemampuan manusia untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada.
Bakat berhubungan dengan intelegensi, hal ini dikemukan oleh Winkel (1983:24) bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah yang di dalamnya berpikir main peranan. Apabila siswa memiliki kemampuan yang baik dalam proses belajarnya, maka dapat dilihat bahwa siswa tersebut cerdas berprestasi baik. Bakat yang dimiliki seseorang berbeda dengan yang lain. Jadi jalan prestasi yang dicapai siswa tidak terlepas dari kemampuannya sendiri.
Keempat, Motivasi merupakan daya penggerak. Menurut Winkel (1983:27) motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motivasi tumbuh dalam diri seseorang, dalam kegiatan belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai banyak usaha untuk
melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar akan baik dan maksimal kalau ada motivasi yang kuat.
Kelima, Keadaan Jasmani, individu yang terdiri dari bagian fisik dan psikis, di mana bagian itu saling berhubungan erat satu sama lainnya dan saling mempengaruhi. Yang dimaksud dengan keadaan jasmani adalah kesehatan dari siswa yang sedang mengikuti kegiatan belajar. Kondisi fisik dari siswa turut mempengaruhi kelancaran proses belajarnya, seperti dikemukakan oleh Hamalik (1983:113) yang menyatakan bahwa faktor kesehatan jasmani dan rohani turut menentukan apakah studi kita akan lancar atau tidak. Keadaan jasmani yang sakit misalnya cepat lelah, tidak bisa kosentrasi, malas dan sebagainya akan mempengaruhi proses belajar mengajar siswa karena ia tidak akan berpikir dengan penuh kosentrasi dalam belajar.  
b.      Faktor yang Berasal dari luar individu itu sendiri (Faktor eksternal)
Pertama, faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah
Kedua, faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat
Ketiga, faktor yang bersumber dari lingkungan tempat tinggal
Selain faktor-faktor yang disebutkan di atas ada faktor lain yang juga diperlukan dalam mencapai kesuksesan hasil belajar. Prayitno, dkk dalam Yusfenti (2007:10) mengungkapkan bahwa:
“Keterampilan dasar yang amat diperlukan untuk mencapai hasil belajar yang baik adalah keterampilan bertanya, menjawab dan mengemukakan pendapat, mencatat bahan pelajaran, meringkas bahan bacaan, membaca
cepat, mengatur jadwal belajar, konsentrasi, daya ingat, ketahan dalam belajar, dan sebagainya”
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:227):
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa terdiri dari faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, Diantaranya kemampuan, bakat, minat, motivasi, persepsi, dan konsep diri. Sedangkan faktor ekstern yaitu faktor yang  faktor yang ada dari luar diri siswa antara lain guru, orang tua, kurikulum, sarana dan prasarana belajar serta kondisi kelas.

Dari beberapa teori di atas, maka dapat kita ketahui bahwa hasil belajar akan dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu factor intern dan ekstern. Factor intern berkenaan dengan individu itu sendiri sedangkan factor ekstern berkenaan dengan luar diri individu seperti guru, orangtua, sarana dan prasarana serta kurikulum.
Kurikulum yang ditetapkan di sekolah sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa yang tergolong cerdas perlu mendapat kesempatan untuk lebih berkembang sesuai dengan intelegensi dan abilitasnya.  untuk itu sekolah perlu memperkaya dan memperluas kurikulum. Prosedur yang dapat ditempuh adalah memberikan program tambahan atau memperluas ruang lingkup materi pelajaran yang telah ada.
           Sebagaimana dikemukakan oleh Hamalik (2001:190)
Disamping adanya pendidikan umum untuk semua siswa, hendaknya kurikulum menyediakan sejumlah mata pelajaran pilihan dalam rangka Special Interest Education. Para siswa dapat memilih salah satu atau lebih mata pelajaran yang menarik minatnya dan sesuai dengan kemampuannya, hal ini bertujuan membentuk keterampilan.

Uraian diatas menjelaskan bahwasanya kurikulum hendaknya menyediakan sejumlah mata pelajaran pilihan atau mata pelajaran yang
menarik minat siswa. Sehingga siswa dapat memilih salah satu atau lebih mata pelajaran yang menarik minatnya dan sesuai dengan kemampuannya, hal ini bertujuan agar siswa memiliki keterampilan. Hasil belajar siswa dapat dicapai melalui tiga ranah, di antaranya:1) Ranah kognitif , hasil belajar yang pencapaiannya berhubungan dengan kemampuan untuk berfikir,(2) Ranah Afektif , hasil belajar yang pencapaiannya mencakup watak prilaku, sikap, minat, konsep diri. (3) Ranah Psikomotor, hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan.
Supaya peserta didik berhasil dalam belajar di perlukan usaha yang sungguh-sungguh dari siswa dan guru. Menurut Sagala (2003:57) agar peserta didik berhasil dalam belajar diperlukan prasyarat tertentu yakni:
a.       Kemampuan berfikir yang tinggi bagi para siswa, hal ini ditandai dengan berfikir kritis, logis, sistematis dan objektif (Scholastic Aptitude Test).
b.      Menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran (Interst Inventory).
c.       Bakat dan Minat yang khusus para siswa dapat dikembangkan sesuai dengan potensinya (Differential Aptitude Test).
d.      Menguasai bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran sekolah yang menjadi lanjutannya (Achievement Test).
e.       Menguasai salah satu bahasa asing, terutama bahasa inggris (English Comptrehension Test) bagi siswa yang telah memenuhi prayarat itu.
f.       Stabilitas Psikis (tidak mengalami masalah penyesuaian diri dan seksual).
g.      Kesehatan jasmani.
h.      Lingkungan yang tenang.
i.        Kehidupan ekonomi yang memadai
j.        Menguasai Teknik belajar di sekolah dan di luar sekolah
Berdasarkan pendapat di atas dapat dilihat bahwasanya dari beberapa prayarat yang diperlukan dalam meningkatkan hasil belajar salah satunya adalah menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran serta menimbulkan bakat dan minat yang khusus para siswa dapat dikembangkan sesuai dengan potensinya, hal ini dapat diperoleh siswa ketika ia mengikuti
salah satu bidang ilmu pengetahuan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Jadi jelaslah bahwasanya kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan kontribusi terhadap hasil belajar.  

3.   Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Pengertian kegiatan ekstrakurikuler
               Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran sekolah. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Suharsimi dalam Suryosubroto (1996: 271)” kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan, di luar struktur program yamg ada pada umumnya.
               Yuri (dalam http://.ariefyuri.blog-spot.com/2009/03) mengemukakan bahwa:
”Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantupengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah / madrasah”.

          Sedangkan menurut Bactiar dalam Suryosubroto (1996:273) mengemukakan  bahwa:
”Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran biasa yang dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai bidang pengembangan/mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, menunjang pencapaian tujuan institusional, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya”
                                                                                                                     
               Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwasanya kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan yang dilakukan di luar jam pelajaran biasa baik itu di sekolah maupun di luar sekolah yang tujuannya
adalah untuk menunjang kegiatan formal di kelas guna memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan siswa serta dapat menegmbangkan kreativitas siswa serta itu sendiri.
                                Sesuai dengan pengertian kegiatan ekstrakurikuler Tim MKDK, UNP (2006:98) merumuskan visi dan misi kegiatan ekstrakurikuler, sebagai berikut:
1.      Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
2.      Misi kegiatan ekstrakurikuler:
a)      Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai  dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka.
b)      Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri atau kelompok.

Dengan adanya visi dan misi yang telah dirumuskan oleh Tim MKDK merupakan harapan yang ingin dicapai dari kegiatan ekstrakurikuler yang manfaatnya dapat lebih luas lagi bagi peserta didik. 
b. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
  Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan antar satu sekolah yang lainnya pasti berbeda. Hal ini disesuaikan dengan kemampuan masing-masing sekolah. Menurut Sutisna (Suryosubroto, 1997:273) ada beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yaitu:
1)      Organisasi murid seluruh sekolah.
2)       Organisasi kelas dan organisasi tingkat-tingkat kelas.
3)      Kesenian : tari-tarian, band, vokal group dan sebagainya.
4)      Klub-klub hoby (fotografi, jurnalistik,dll)
5)      Pidato, debat, diskusi, deklamasi, dsb.
6)      Klub-klub yang berpusat pada mata pelajaran (Klub IPA, Klub IPS, dan seterusnya).
7)      Atletik dan Olahraga.
8)      Organisasi-organisasi yang disponsori secara kerjasama (Pramuka, PMR, dan seterusnya).

Sedangkan menurut Nawawi dalam Suryosubroto (1997:275) jenis kegiatan ekstrakurikuler di bagi menjadi dua yaitu :
1.      Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat berkelanjutan, yaitu jenis kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat berkelanjutan, yaitu jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus-menerus, seperti pramuka, PMR, dan sebagainya.
2.      Kegiatan yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tertentu seperti: karya wisata, bakti sosial.
Sedangkan menurut Yuri (dalam http://ariefyuri.blogspot.com/2009/03       bahwasanya dalam kegiatan ekstrakurikuler itu terdapat beberapa jenis kegiatan yang dapat dirancang oleh guru / pembina antara lain:
1.      Program Keagamaan
      Program ini bermanfaat bagi peningkatan kesadaran moral beragama peserta didik misalnya: pesantren kilat, tadarus, latihan dakwah, baca tulis
 Al-Qur’an atau melalui program keagamaan yang terintegrasi dengan kegiatan lain, misalnya: latihan nasyid, seminar agama dll.
2.      Pelatihan Profesional
                        Pelatihan profesional yang ditujukan pada pengembangan kemampuan nilai tertentu bermanfaat bagi peserta didik dalam pengembangan keahlian khusus. Jenis kegiatan ini misalnya: jurnalistik, kaderisasi kepemimpinan, pelatihan manajemen dan kegiatan lainnya.
3.      Organisasi Siswa
                         Organisasi siswa dapat menyediakan sejumlah program dan tanggung jawab yang dapat mengarahkan siswa pada pembiasaan hidup berorganisasi. Misalnya: Osis, PMR, Pramuka, kelompok pecinta alam merupakan jenis organisasi yang dapat lebih diefektifkan fungsinya sebagai wahana pembelajaran nilai dalam berorganisasi.
4.      Rekreasi dan Waktu luang
      Rekreasi dapat membimbing siswa untuk penyadaran nilai kehidupan manusia, alam, bahkan Tuhan. Rekreasi tidak hanya berkunjung pada suatu tempat yang indah atau unik, tetapi dalam kegiatan ini perlu dikembangkan cara-cara menulis laporan singkat tentang apa yang disaksikan kemudian didiskusikan di kelas.
5.      Kegiatan Kultural/ Budaya
                        Kegiatan kultural adalah kegiatan yang berhubungan dengan penyadaran peserta didik terhadap nilai-nilai budaya, misalnya: orasi seni, kursus seni, kunjungan ke museum, kunjungan-kunjunga ke candi-candi atau tempat bersejarah lainnya.
6.      Program Perkemahan
                         Kegiatan ini mendekatkan peserta didik dengan alam. Kegiatan ini berupa perlombaan olahraga, kegiatan intelektual, uji ketahanan, uji keberanian dan penyadaran spritual.
7.      Program Live in Exsposure
Live in Exspsure adalah program yang disengaja dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyingkap nilai-nilai yang berkembang di masyarakat dengan cara mengamati, wawancara,dll.
     Dari keanekaragaman jenis kegiatan ekstrakurkuler yang ada di sekolah tentu tidak semua kegiatan yang tersedia, untuk itu harus disesuaikan kepada masing-masing sekolah. Bagi siswa sendiri keanekaragaman kegiatan ekstrakurikuler dapat memberi kesempatan siswa untuk memilih dan menentukan pengalaman belajar mana yang dapat memenuhi kebutuhan belajarnya dan hendaknya kegiatan ekstrakurikuler ini menyediakan motivasi yang kaya akan pengajaran kelas, sehingga dengan sendirinya siswa akan termotivasi untuk belajar dan hal ini akan berdampak kepada hasil belajarnya juga meningkat.
c. Pentingnya Kegiatan Ekstrakurikuler
                Menurut Taylor (dalam Yuri http//ariefyuri.blog-spot.com/2009/03) membagi kegiatan ekstrakurikuler kedalam 3 lingkup pendidikan nilai yaitu:
1.      Pendidikan Nilai adalah Cara terencana yang melibatkan sejumlah pertimbangan nilai-nilai edukatif, baik yang tercakup dalam manajemen pendidikan maupun dalam kurikulum pendidikan.
2.      Pendidikan nilai adalah situasi yang berpengaruh terhadap perkembangan pengalaman dan kesadaran nilai pada pserta didik. Situasi dapat berupa suasana nyaman, harmonis, teratur, akrab dan tenang, begitupun sebaliknya.
3.      Pendidikan nilai adalah Peristiwa seketika yang dialami peserta didik. Artinya pendidikan nilai berlangsung melalui sejumlah kejadian yang tidak terduga, seketika, sukarela, dan spontanitas.
Tiga lingkup pendidikan nilai yang diuraikan di atas memberikan gambaran bahwa proses belajar nilai peserta didik melibatkan semua cara, kondisi, dan peristiwa pendidikan. Karena itu, peserta didik membutuhkan keterlibatan langsung di luar jam tatp muka atau sering di sebut dengan Kegiatan Ekstrakurikuler

c. Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler
            Setiap kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan harus mempunyai tujuan. Hal ini penting karena merupakan arah dan pedoman pelaksanaan kegiatan tersebut, kemana kegiatan tersebut hendak dicapai. Menurut Hayat (dalam http// www.aryasadewa@yahoo.com) menyatakan bahwa manfaat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler: 1) Dapat mengakomodasi keragaman kecerdasan dan potensi siswa, 2) lebih mendekatkan pendidikan pada dunia riil,3) memiliki fleksibilitas yang tinggi dari segi program dan kurikulum, 4) pendidikan dilaksanakan secara menarik dan menyenangkan.
            Adapun manfaat yang diharapkan melalui kegiatan ekstrakurikuler ini antara lain:
1.      Siswa dapat memiliki pengetahuan, wawasan, pengalaman dan keterampilan sebagai bekal untuk dapat dikembangkan dilingkungan sekitarnya yaitu lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
2.      Siswa dapat mengembangkan potensi bakat, minat dan kreatifitasnya secara wajar dan terarah.
3.      Terbentuknya sikap, perilaku dan kepribadian siswa secara mantap.
4.      Terbentuknya sikap disiplin, rasa memiliki tanggung jawab dan jiwa kepemimpinan yang tinggi dikalangan para siswa, sehingga mendorong terciptanya suasana kehidupan sekolah sebagai Wiyata Mandala. Debdikbud(Masrial,2000:12).

Sedangkan menurut Yuri (dalam http// www.wikipedia_blog-spot.com) manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler itu adalah:
1.      Pengembangan, yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.
2.      Sosial, yaitu untuk mengmbangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
3.      Rekreatif, yaitu untuk mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan meneyenangkan bagi pserta didik yang menunjang proses perkembangan.
4.      Persiapan Karir, untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwasannya kegiatan ekstrakurikuler itu tidak hanya bermanfaat bagi individu atau siswa itu sendiri akan tetapi kegiatan ekstrakurikuler ini juga akan bermanfaat bagi kelompok dan juga bagi masyarakat dimana siswa itu berada.
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan( Suyosubroto,1996:272), adalah:
1.      Kegiatan   ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan psikomotor.
2.      Mengembangkan bakat, minat dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya.
3.      Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya.

Mengingat betapa pentingnya pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler bagi pembinaan siswa,maka Depdiknas (dalam http// www.geocities.com/ejurnal/files/lp/2004/39.pdf) bahwa peranan kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut:
1.      Untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan pada siswa dalam arti, mempekaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan yang berkaitan dengan mata pelajaran dan sesuai program kurikulum yang ada.
2.      untuk melengkapi upaya pembinaan, pemantapan dan pembentukan nilai-nilai kepribadian siswa.
3.      untuk membina serta meningkatkan bakat, minat dan keterampilan.
4.      pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler diharapkan agar siswa dapat meningkatkan kemampuan mandiri dan kreatif.
Berdasarkan beberapa manfaat dan tujuan kegiatan ekstrakurikuler tersebut telah menyentuh ketiga ranah, antara lain ranah kognitif, ranah efektif, dan ranah psikomotor dan memenuhi kebutuhan bagi perkembangan dan peningkatan potensi, bakat, minat, dan daya kreatifitas serta pengetahuan dan kepribadian siswa. Selain itu sangat penting bagi peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa karena memperoleh pengalaman belajar yang lebih baik. Oleh sebab itu diharapkan siswa dapat berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler terutama kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti berhubungan dengan mata pelajaran yang akan membantu siswa dalam belajar.

3. Motivasi Belajar
            a. Pengertian Motivasi
  Istilah motivasi berawal dari kata motif, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Konsep motivasi secara umum dikembangkan orang atas teori kebutuhan. Karena tuntutan kebutuhan inilah timbul suatu kegiatan untuk melakukan sesuatu tindakan atau kebutuhan dalam upaya memenuhi tuntutan tersebut.
 Teori Maslow (Mulyasa,: 265) mengklasifikasikan motivasi berdasarkan hirarki kebutuhan manusia : a) Kebutuhan fisiologis b) Kebutuhan akan rasa aman c) Kebutuhan sosial dan d) Aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis yang meliputi kebutuhan dasar manusia untuk menjaga dirinya agar tetap hidup, seperti kebutuhan akan makan, minum, dan lain-lain. Kebutuhan akan rasa aman  meliputi bebas dari rasa takut dan kecemasan. Kebutuhan sosial mencakup kebutuhan kasih sayang, bergaul, berkelompok, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kebutuhan aktualisasi mencakup pengargaan bakat serta usaha mencapai hasi dalam bidang pengetahuan, sosial da pembentukan diri.
Tinggi rendahnya motivasi tidak dapat dilihat kecuali pada perbuatan atau tingkah laku individu, namun tingkah laku seseorang bukan disebabkan oleh oleh suatu motif melainkan gabungan dari berbagai macam-macam motif. Lebih lanjut Prayitno ( 1989: 30 ) menyatakan ” Motivasi adalah usaha untuk menumbuhkan motif pada diri seseorang”. Motif melakukan sesuatu tindakan tidak selalu ada atau tumbuh pada diri seseorang, sehingga membutuhkan bantuan dari orang lain dan motivasi dimaksudkan untuk mengarahkan
pertumbuhan dan perkembangan seseorang melalui kegiatan-kegiatan yang teratur dan terncana.
            Hal senada juga diungkapkan oleh Slameto (1995:96) bahwa” motivasi merupakan suatu proses yang menentukan tujuan kegiatan, intensitas, serta arah umum dan tingkah laku seseorang” dan menurut Muhibbin (2006:96) bahwa”motivasi akan menyebabkan terjadi perubahan energi yang ada pada diri manusia, baik yang menyangkut kejiwaan, perasaan dan emosi untuk kemudian bertindak sesuatu untuk mencapai tujuan”. Berdasarkan teori dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.

b. Motivasi Belajar

                  Proses belajar di pengaruhi oleh bebrapa faktor, salah satu faktor diantaranya adalah motivasi. Menurut Sardiman (2005:80)” dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar”. Sedangkan menurut Dimyati (2002:94) menyatakan”motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar”.
               Dari beberapa pendapat ahli yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa adalah daya pendorong dan penggerak pada diri seseorang yang menyebabkan mau belajar dan senantiasa akan menentukan intesitas usaha bagi siswa guna mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi belajar sendiri merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual, perannya sangat khas dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan mempunyai semangat untuk belajar sehingga siswayang memiliki motivasi
tinggi, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar, hal ini akan berpengaruh kepada hasil belajar yang juga meningkat.
               Faktor lain yang mendukung motivasi belajar siswa yaitu keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di sekolah, apalagi kegiatan ekstrakurikuler yang di masuki merupakan kegiatan yang sangat diminatinya, hal ini tentunya akan membuat siswa itu merasa senang dan mempunyai semangat untuk belajar yang akhirnya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa itu sendiri.
               Adapun ciri-ciri siswa yang termotivasi dalam belajar menurut Sardiman (2005:85) adalah” siswa memiliki ketekunan dalam belajar, ulet dalam menghadapi kesulitan, memiliki minat dan ketajaman perhatian dalam belajar, mandiri dalam belajar, cepat bosan pada hal-hal yang rutin serta dapat mempertahankan pendapat”.
               Sejalan dengan Klausemeir (dalam Prayitno,1989:86) menggambarkan tingkah laku siswa yang memiliki motivasi dalam dirinya, antara lain” menyelesaikan tugas tepat waktu, bertanggung jawab terhadap kewajiban, mempergunakan berbagai sumber belajar, suka bekerja sama dan memilki sistem nilai”.
       Kemudian menurut Dimyati (2002:69) meyakini: 
         ”siswa yang termotivasi untuk belajar akan sangat tertarik dengan berbagai tugas belajar yang sedang mereka kerjakan, dengan menunjukkan ketekunan yang tinggi, variasi aktifitas mereka pun lebih banyak, di samping keterlibatan mereka dalam belajar lebih besar, mereka juga kurang menyukai tingkah laku yang menyimpang yang akan menimbulkan permasalahan disiplin”.

                Sedangkan menurut Sardiman (2001:81) motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)      Tekun menghadapi tugas
2)      Ulet menghadapi kesulitan
3)      Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
4)      Lebih senang bekerja sendiri
5)      Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (berulang-ulang)
6)      Dapat mempertahankan pendapatnya
7)      Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu
8)      Senang mencari dan memecahkan soal-soal

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapatlah kita mengambil suatu gambaran bahwa motivasi dalam belajar itu memang suatu hal yang amat penting dan perlu secara berkesinambungan ditumbuhkembangkan guna mencapai berbagai tujuan baik di sekolah maupun siswa itu sendiri. Konsep ini juga tentu akan bermanfaat bagi sekolah dimana sekolah berusaha memanfaatkan sumberdaya yang ada yang dapat merangsang siswa untuk membangkitkan motivasi belajar siswa.
c.  Jenis-jenis motivasi
         Menurut Hamalik (2004:162) jenis-jenis motivasi terbagi dua jenis yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1)      Motivasi Instrinsik
                        Motivasi instrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam (internal) individu. Motivasi  ini tercakup di dalam situasi belajar dan memenuhi kebutuhan serta tujuan murid. Individu yang digerakkan oleh motivasi instrinsik, baru akan puas kalau kegiatan yang di lakukan telah mencapai hasil dari keterlibatan siswa dalam kegiatan tertentu.
              Salah satu strategi yang menimbulkan motivasi instrinsik menurut Loouther (dalam Prayitno, 1989:12) adalah”memberikan waktu ekstra yang cukup banyak bagi siswa-siswa untuk mengembangkan tugas-tugas mereka dan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada di sekolah”.
             Sebagai ilustrasi siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler merasakan manfaat positif dan hasil dari keikutsertaannya, seperti bertambahnya pengetahuan, berkembangnya potensi-potensi serta nilai-nilai positif yang dapat menimbulkan motivasi belajar dan membantu siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar.
2)      Motivasi Ekstrinsik
                         Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor di luar individu karena adanya rangsangan dari luar, seperti yang berasal dari guru, orang tua, teman dan lingkungan di mana seseorang berada. Menurut Skinner (Prayitno,1989:183) tentang motivasi:” motivasi sangat ditentukan oleh lingkungan karena itu siswa akan termotivasi dalam belajar jika lingkungan belajar dapat memberikan rangsangan sehingga tertarik untuk belajar”.
                  Masing-masing jenis motivasi ini akan saling menambah atau memperkuat, bahkan motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi Instrinsik. Motivasi yang kuat bagi siswa akan memotivasi dirinya dalam pencapaian tujuan yang di harapkan namun kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat instrinsik mapun yang bersifat ekstrinsik akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses mempelajari materi-materi pelajaran.



        d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Dalam Belajar
                        Adanya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi siswa untuk bertingkah laku disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Dimyati (2002:197) faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar antara lain:
1.      Cita-cita atau aspirasi siswa
        Motivasi siswa dalam belajar akan timbul karena keinginan untuk memperoleh sesuatu. Keberhasilan untuk mencapai keinginan tersebut menimbulkan semangat untuk lebih giat melakukan segala hal agar tujuan tercapai.
2.      Kemampuan siswa
      Keinginan akan sesuatu perlu disertai dengan kemauan yang dimiliki, karena kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas perkembangannya.
3.      Kondisi siswa
       Kondisi siswa meliputi kondisi jasmani dan rohani siswa akan mengalami gangguan dengan motivasi belajar dan semangat belajar. Karena seseorang yang sedang sakit, lapar  akan menganggu perhatian untuk belajar, sebaliknya seorang siswa yang kenyang, sehat dan gembira akan mudah memusatkan perhatian.
4.      Kondisi lingkungan siswa
5.      Kondisi lingkungan siswa, seperti sekolah, keluarga, dan lingkungan masyarakat serta pergaulan teman, keseluruhan lingkungan tersebut sangat berpengaruh dalam menuju kelancaran belajar dan menumbuhkan motivasi belajar siswa.
6.      Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
      Pembelajaran masih berkembang jiwa raganya, lingkungan yang semakin bertambah baik, merupakan kondisi yang bagus untuk pembelajaran
7.      Upaya guru membelajarkan siswa
            Peranan guru dalam memotivasi siswa dalam belajar diharapkan dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif siswa agar selalu tekun dalam belajar. Selain itu dengan meningkatkan minat siswa dalam belajar diharapkan mutu pendidikan juga akan meningkat.
                        Berdasarkan pendapat di atas faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam belajar mulai dari cita-cita yang kuat, kondisi siswa yang sehat dapat menimbulkan rasa senang dalam mengikuti berbagai kegiatan khususnya dalam proses belajar mengajar di kelas dan ditambah dengan linkungan sekolah yang mendukung dengan tersedianya berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan siswa. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran juga mempengaruhi motivasi belajar. Karena sumber belajar menyediakan berbagai pengalaman bagi siswa. Salah satu sumber belajar yang dapat membantu siswa untuk bisa meningkatkan motivasi belajarnya adalah dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu sumber yang dapat meningkatkan motivasi.

B. Kerangka Konseptual
                  Berdasarkan kajian teori dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau pun diluar sekolah yang bertujuan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa dari berbagai  mata pelajaran dalam kurikulum.
                  Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu sumber belajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual, perannya sangat khas dalam meningkatkan semangat untuk belajar sehingga siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

Untuk lebih jelasnya , kerangka konseptual ini dapat dilihat dalam bentuk skema.  



 

Hasil Belajar Siswa
 
                           
                                                                                                     
Motivasi
Belajar
 
              
                                            


                                 Gambar 1. Kerangka Konseptual

C. Hipotesis

      Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
1.   Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap  peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 11 Padang.
2.   Motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 11 Padang.
3.   Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler, Motivasi belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 11 Padang.























                                                              BAB III
                                           METODE PENELITIAN

A.  Jenis Penelitian
Sesuai dengan batasan masalah dan rumusan masalah, jenis penelitian ini adalah deskriptif dan assosiatif. Menurut Lufri (2000:54) bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap kejadian yang sedang atau sudah terjadi dan data diperoleh apa adanya. Sedangkan assosiatif menurut Sugiyono (2004:11) bahwa jenis penelitian assosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.
                            
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang Jl.Raya Padang – Indarung. Adapun penelitian ini di lakukan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2009.

C.    Populasi dan Sampel
1.      Populasi
               Menurut Sudjana (1996:6) populasi adalah total semua nilai yang memungkinkan hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Berdasarkan pengertian di atas maka populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII Sekolah Menengah
Pertama Negeri 11 Padang yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tahun ajaran 2008/2009. Seperti yang terlihat pada tabel 2 berikut ini :

        Tabel 2. Jumlah Populasi
No
Kegiatan Ekstrakurikuler
Jumlah Anggota
1
Olimpiade Fisika
40
2
Olimpiade MTK
40
3
Olimpiade Biologi
40
4
RCI
45
5
Keterampilan
40

Jumlah
205
             Sumber: Tata usaha SMPN 11adang
2.      Sampel
Pengambilan sampel dalam dalam penelitian ini dilakukan secara random sampling, yaitu kelompok-kelompok yang tersedia diambil sampel-sampel yang sebanding dengan besarnya kelompok dan pengambilannya secara acak. Untuk mendapatkan jumlah sampel dalam penelitian ini bepedoman pada pendapat Slovin yang dikutip dalam Umar (1997:49) sebagai berikut:
.......................................................................................(1)
Dimana:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian kesalahan pengumpulan  sampel sebesar 10%
         Sehingga jumlah sampelnya adalah sebagai berikut:

= 67,21 = 67 orang
           Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampelnya adalah sebanyak 67,21 orang di bulatkan menjadi 67 orang. Dari jumlah sampel yang di peroleh tersebut, maka pendistribusian jumlah sampel untuk masing-masing kegiatan Ekstrakurikuler dilakukan secara Proporsional (Sujana,2002). Perhitungannya di tentukan dengan rumus sebagai berikut :
Dimana  ni = Ukuran sampel dalam satu kegiatan ekstrakurikuler
               N = Ukuran seluruh populasi
               Ni = Ukuran populasi dalam satu kegiatan ekstrakurikuler
           Distribusi sampel di hitung berdasarkan Proporsional Random Sampling masing-masing kegiatan ekstrakurikuler dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Distribusi Sampel
No
Kegiatan Ekstrakurikuler
Perhitungan
Jumlah
1
Olimpiade Fisika
40/205 x 67  = 13,2
13
2
Olimpiade MTK
40/205 x 67 = 13,2
13
3
Olimpiade Biologi
40/205 x 67 =  13,2
13
4
RCI
45/205 x 67 = 14,8
15
5
Keterampilan
40/205 x 67 = 13,2
13

Jumlah

67
  Sumber: Data olahan 2009

D.    Variabel dan Data
1.      Variabel
                    Variabel adalah segala sesuatu yang diteliti oleh peneliti yang mempunyai variasi nilai sehingga bisa di analisis (Irawan,1999:41). Dalam penelitian ini ada dua variabel yang diteliti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat, sebagai berikut :

a.         Variabel bebas, adalah variabel yang diperkirakan berpengaruh terhadap variabel terikat, dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah kegiatan ekstrakurikuler, motivasi belajar.
b.        Variabel terikat, adalah variabel yang di pengaruhi oleh varibel bebas, yaitu hasil belajar siswa yang dilihat dari rata-rata nilai secara keseluruhan yang di peroleh pada mata pelajaran tertentu yang sesuai dengan kegiatan ekstrakurikuler yang diambil oleh kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang pada pelajaran yang diikutinya , berupa nilai yang berbentuk angka semester januari- juni 2009.

E. Jenis dan Sumber data
    a.  Jenis Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yang terpilih menjadi sampel. Data dikumpulkan melalui angket yang diberikan kepada siswa yang terpilih menjadi sampel. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain. Data sekunder dari penelitian ini yaitu berupa hasil belajar siswa berupa nilai rapor, jumlah siswa, jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler.
3.                  Sumber data
Sumber data untuk variabel manfaat kegiatan ekstrakurikuler (X1) dan motivasi belajar (X2) diperoleh secara langsung dari pihak yang berhubungan langsung dengan masalah penelitian, yaitu siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler.

F.     Defenisi Operasional
1.      Kegiatan Ekstrakurikuler
          Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa yang di lakukan di sekolah dengan tujuan memperluas pengetahuan siswa, mengenal siswa, mengenal hubungan antara berbagai bidang pengembangan / mata pelajaran, menyalurkan minat dan bakat, menunjang pencapaian tujuan institusional, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler sangat bermanfaat bagi siswa yang juga merupakan indicator yang akan diteliti diantaranya:
1.      Menunjang Proses belajar mengajar
2.      Menjalin hubungan sosial
3.      Pembinaan kepribadian
4.      Pengembangan potensi
2.      Motivasi belajar
Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi instrinsik yaitu dorongan yang berasal dari diri siswa itu sendiri untuk melakukan tindakan tertentu yaitu kegiatan belajar. Dengan indikator:
a.       Ketekunan
b.      Semangat
c.       Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar
d.      Ulet dalam menghadapi kesulitan
e.       Disiplin
f.       Dorongan berprestasi


2.      Hasil Belajar
Hasil belajar siswa adalah rata-rata nilai secara keseluruhan yang berbentuk angka yang diperoleh siswa setelah ia melaksanakan proses pembelajaran dalam satu semester pada mata pelajaran tertentu yang ada kaitannya dengan kegiatan ekstrakurikuler yang diikutinya.
G.    Teknik Pengumpulan data
Data yang digunakan adalah data kuantitatif yang diperoleh dengan menyebarkan angket pada siswa yang menjadi sampel untuk mengungkapkan pengaruh manfaat kegiatan ekstrakurikuler, motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa.                         
H.    Instrumen Penelitian
1.      Bentuk Instrumen
Sesuai dengan data yang diperlukan maka instrumen penelitian ini adalah menggunakan angket. Pertanyaan mencakup tentang pengaruh kegiatan ekstrakurikuler, motivasi belajar. Untuk mengukur indikator pengaruh kegiatan ekstrakurikuler, motivasi belajar alat ukur yang digunakan adalah skala likert yang dimodifikasi terdiri dari lima kategori untuk pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Skala Likert
Pilihan Jawaban
Sifat Pertanyaan
Positif
Negatif
Selalu (SL)                                    
5
1
Sering (SR)
4
2
Kadang-kadang(KD)
3
3
Jarang (JR)
2
4
Tidak Pernah (TP)
             1
5
Daftar skor pertanyaan berdasarkan sifatnya
2.      Penyusunan instrumen


Tahap penyusunan instrumen dilakukan  dengan langkah sebagai berikut:
1.      Pembuatan kisi-kisi berdasarkan indikator variabel
2.      Penyusunan butir-butir pertanyaan yang sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat.
3.      Uji Coba Instrumen
Sebelum angket disebarkan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan uji instrument terhadap instrument tersebut. Uji coba instrument ini dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument yang digunakan.
a.       Uji Validitas
Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto (2002:146)
..........................................(1)
Adapun kriteria untuk menetukan valid atau tidaknya angket tersebut adalah dengan membandingkan harga rxy setiap item pernyataan dengan harga yang ada pada tabel atau r tabel dengan tingkat signifikasi 5%.
b.      Uji Reliabilitas
Suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel apabila alat ukur tersebut dapat memberikan hasil yang sama apabila diberikan kepada individu dalam waktu yang berbeda. Rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah rumus


Alpha Cronbach seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2002:171) sebagai berikut:
Dimana:
r11      = Reliabilitas instrument
k       = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σ σb2  = Jumlah varians butir
σ12     = Varians total

Dimana klasifikasi tingkat reliabilitas pertanyaan digunakan skala yang dikemukakan oleh Ridwan (2006:118) sebagai beriktut:
Tabel 9. Klasifikasi Tingkat Reliabilitas
Indeks Reliabilitas
Klasifikasi
0,00 - 0,20
Sangat rendah
0,21 - 0,40
Rendah
0,41 - 0,60
Sedang
0,61 - 0.80
Tinggi
0,81 - 1,00
Sangat tinggi

Dengan kriteria pengujian nilai t sebagai berikut:
r11 > tab maka instrumen reliabel
r11 < tab maka instrumen tidak reliabel

I.       Teknik Analisis Data
1.      Analisis Deskriptif
Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan data masing-masing variabel yang diperoleh, dan disajikan ke dalam tabel distribusi frekuensi. Rumus yang digunakan adalah:


 ..............................................................................................(1)
Dimana : P = % hasil yang diperoleh
               F = Frekuensi jawaban responden
              N = Jumlah sampel
Nilai P dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1)      76-100%                Baik
2)      56-75%                  Cukup Baik
3)      <56%                     Kurang Baik
Untuk mencari rata-rata skor masing-masing item digunakan rumus berikut:
Pernyataan positif :
Mean
Pernyataan negatif:
Mean
Untuk mencari tingkat ketercapaian responden (TCR) digunakan rumus sebagai berikut:
TCR
Krtiteria jawaban responden adalah sebagai berikut:
1) Jika TCR berkisar 76%-100%         = Baik
2) Jika TCR berkisar 56%-75,99%      = Cukup
3) Jika TCR berkisar 0%-55,99%        = Kurang baik



2.      Analisis Induktif
Analisis induktif bertujuan untuk mengetahui pengaruh kegiatan ekstrakurikuler, motivasi belajar terhadap variabel hasil belajar siswa (y). Adapun teknik analisis yang dipakai adalah:
a). uji prasyarat analisis :
     1. Uji Normalitas
            Uji ini dilakukan dengan menggunakan statistika  non parametrik dengan memakai metode kolmogrov-smirnov dengan pengambilan keputusan sebagai berikut :
           -  Jika nilai sig atau probabilitas < dari α = 0,05 maka sebaran data tidak  berdistribusi normal.
           -  jika nilai sig atau probabilitas ≥ dari α = 0,05 maka sebaran data berdistribusi normal
          2. Uji Homogenitas
               Untuk menentukan apakah kedua kelompok data mempunyai varian yang homogenitas dengan menggunakan rumus (Santoso, 2006:155) sebagai berikut:
               -  jika sig >  α berarti data berasal dari populasi yang mempunyai varians   yang sama.
               -  jika sig < α berarti data berasal dari populasi yang mempunyai varians yang tidak sama
            b. Analisis Jalur (Path Analysis)
Untuk menjawab Hipotesis pada penelitian adalah dengan menggunakan teknik analisis Jalur (Path Analysis) agar dapat mengetahui X1 terhadap X2,

serta sejauh mana pengaruh variable X1, X2 terhadap variable Y. Langkah-langkah Path analysis adalah sebagai berikut :
a.       Menentukan hubungan kausal antara variable yaitu variable bebas dengan variable terikat seperti terilihat pada diagram jalur berikut ini :


 





Gambar 2. Diagram Jalur
Hasil besaran diagram jalur menunjukkan besarnya pengaruh masing-masing variable endogen terhadap eksogen yang disebut dengan koefisien jalur. Selanjutnya diagram diatas dapat dipecah menjadi dua sub struktur analisis jalurnya dapat digambarkan sebagai berikut :
-          Sub Struktur
a).    Pengaruh langsung manfaat kegiatan ekstrakurikuler terhadap motivasi belajar


 


Gambar 3.
b).    Pengaruh tidak langsung manfaat kegiatan ekstrakurikuler terhadap hasil belajar melalui motivasi belajar


 




Keterangan
PYX2 = Pengaruh langsung X2 terhadap Y
Pye = Pengaruh faktor lain terhadap Y
rX1 X2 = Hubungan X1 dan X2
PYX1 = Pengaruh langsung tehadap X1 terhadap Y

b.      Tentukan Koefisien Regresi dengan Rumus :
bYX1 =
c.       Tentukan Koefisien Jalur, dengan Rumus :
Pyxi = byxi =
Keterangan :
Pyxi = Merupakan Koefisien jalur dari Variabel X1terhadap Variabel Y
byxi = Merupakan koefisien jalur regresi dari Variabel X terhadap variabel Y
d.      Tentukan Pengaruh Varibel lain, dengan Rumus :
Pye =
R2YX1X2 = Koefisien peterminasi R (Square)

2)      Untuk menguji kebenaran koefisien jalur dilakukan pengujian Hipotesis dengan Uji F yaitu pengujian secara keseluruhan dan uji t yaitu pengujian secara persial (individu), sitepu (1994 : 24):
a.       Uji F


Uji F menurut sitepu (1994 : 24)
F =
Setelah diperoleh Fhitung, selanjutnya dibandingkan dengan nilai Ftabel, dengan criteria pengujian hipotesis
Jika F hitung > F table, maka Ho ditolak (Ha diterima)
Jika F hitung < F table, maka Ho diterima (Ha ditolak)
b.      Uji t
Untuk menguji Hipotesis kedua dan Hipotesis secara bersama-sama dipakai Uji t, digunakan untuk mengetahui tingkat signifikan msing-masing variable bebas terhadap variable terikat.
Dimana rumusnya menurut sitepu (1994 : 24) yaitu :
to =
Keterangan
Pyxi            =  Merupakan koefsien jalur atau besarnya pengaruh dari variable penyebab (X1) terhdap varibel akibat (Y)
R2yx1 – xk   =  Merupakan koefsien jalur atau besarnya pengaruh dari variable penyebab (X1) terhdap varibel akibat (Y)
CRij            =  Merupakan unsure pada baris ke-i dalam kolom ke-i dari klatrik korelasi


Kriteria Pengujian Hipotesis :
Jika thitung > ttable, maka Ho dtilak (Ha diterima)
Jika thitung < ttable, maka Ho diterima (Ha ditolak)
Untuk menentukan pengaruh suatu variable ke variabel lain baik secara langsung atuapun tak langsung dapat dilaukan dengan rumus sebagai berikut :
a.       Pengaruh langsung dari motivasi belajar (x1) kehasil belajar (Y)
Y ¬ X1 ® Y = Pyx1. Pyx1
b.      Pengaruh tidak langsung dari variable Manfaat Ekstra (xn) ke Hasil Belajar (Y) melalui Motivasi Belajar (x2)
Y ¬ x1 W x2 → Y = Pyx1. Pyx1.x2. Pyx2
c.       Pengaruh langsung dari variable Motivasi Belajar  (x2) ke Hasil  Belajar (Y)
X ¬ x2 ® Y = Pyx2. Pyx2
c.       Selanjutnya untuk pengolahan dan analisis data dilakukan melalui program computer SPSS Versi 11










DAFTAR PUSTAKA

           
Alwi, Hasan. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta

________________, (1993). Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Azwar, Syafruddin. (2005). Tes Prestasi dan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Depdiknas. (2003). Undang-undang Republik Indonesia Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas

Depdiknas .(2003). Panduan Model Pengembangan Diri untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.http.www.google.com (diakses 16 februari 2009)
              
Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Depdikbud

Djaafar, Syaiful. (2001). Pendekaan Baru Dalam Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. (2001). Proses belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Irawan, Prasetya. (1999). Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta:STIA-LAN Press

Mudijono .(1999). Psikologi dalam Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Persada
Mulyasa. (2007).Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Santoso, Singgih. (2000).SPSS. Jakarta: Efek Media Computindo
Sagala, Syaiful.2005. Konsep dan makna pembelajaran. Bandung : CV Alfabeta
Sardiman, A.M. (2005) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sitepu, Nirwana K .(1994). Analisis Jalur .Bandung : Universitas Padjajaran.

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, Nana. (2002). Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Sujana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Alfabeta
Sugiyono (2004) Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Surakhmad, Winarno. (1993). Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar Dasar dan Teknik   Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito.
Suryosubroto, B (1996). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Yuri Arief,W.N.(2008). Pentingnya Kegiatan Ekstrakurikuler. http//arief yuri.blogspot.com/2009/03 (diakses 16 maret 2009)



 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management